Kisah Inspiratif Bukit Lawang: Hanzalah Rangkuti, Pahlawan Lingkungan yang Mengubah Sampah Menjadi Emas Hijau

 

Bukit Lawang, Sumatera Utara, seharusnya menjadi "surga" bagi keasrian Taman Nasional Gunung Leuser dan Orangutan Sumatera. Namun, realitasnya berbeda: tumpukan sampah plastik mengotori Sungai Bahorok. Melihat kondisi ini, Hanzalah Rangkuti menolak menyerah. Ia hadir dengan inovasi radikal, mengubah masalah lingkungan akut menjadi peluang berharga.

Ia mendirikan Sumatera Trash Bank (STB), secara revolusioner mengubah sampah dari "beban" menjadi "aset berharga". Melalui konsep "Tabungan Sampah," STB berhasil merangkul lebih dari 400 rumah tangga, mengonversi sampah plastik menjadi saldo finansial—sebuah pendapatan tambahan. Kisah sukses ini diakui secara nasional, menganugerahkan Hanzalah sebagai Penerima Apresiasi 16th SATU Indonesia Awards (SIA) 2025 dibidang lingkungan dari Astra, yang menggaris bawahi semangat Satukan Gerak, Terus Berdampak.

Motivasi Tulus di Tengah Krisis

STB lahir dari keprihatinan Hanzalah terhadap citra Bukit Lawang sebagai destinasi global yang terancam. Oleh karena itu, peluncuran STB pada (2020/2021) merupakan manifestasi tanggung jawab tulusnya. Ia bertekad menyelaraskan keberlanjutan ekologi dengan prospek ekonomi pariwisata lokal.


Potret Sumatera Trash Bank (STB) Bukit Lawang membantu mengurangi risiko sampah plastik
Sumber: instagram @sumatera_trashbank

Inisiatif ini krusial bagi konservasi Gunung Leuser. Peran STB adalah garis pertahanan pertama yang vital, secara langsung membantu mengurangi risiko Orangutan memakan sampah plastik yang hanyut di pinggiran Taman Nasional. Meskipun demikian, perjuangan awal sangat berat; tim harus mengandalkan aksi bersih mingguan dan kesulitan menyediakan lahan untuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sementara di tahap awal program.

Tekad Hanzalah berfokus pada penanaman tanggung jawab kolektif melalui insentif ekonomi. Dukungan ini segera datang dari Pemerintah Daerah: STB menerima bantuan spesifik berupa 17 set tong sampah, 30 plank edukasi, dan 1 becak pengangkut sampah, yang menjadi modal awal kepercayaan masyarakat.

Edukasi dan Kesejahteraan Komunitas

Model STB menjadi motor ekonomi sirkular. Plastik kemasan diproses warga menjadi ecobrick (sekitar 7 ons) yang ditukar dengan nilai moneter. Dampak finansialnya langsung terasa: pendapatan tambahan ini banyak digunakan keluarga untuk membiayai kebutuhan dasar pendidikan anak-anak, seperti membeli seragam sekolah atau membayar iuran.


Potret antusiasme warga saat mengumpulkan sampah untuk ditimbang di STB
Sumber: instagram @sumatera_trashbank

Untuk meyakinkan 400 lebih keluarga agar meninggalkan kebiasaan lama, Hanzalah membangun sistem yang menjunjung tinggi kejujuran dan transparansi pencatatan. Setiap setoran dicatat secara digital, menanamkan keyakinan bahwa sampah benar-benar bernilai dan menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap bank sampah.

Jangkauan edukasi menjadi kunci keberlanjutan: Program STB kini telah diadopsi oleh 10 sekolah dasar di sekitar Bukit Lawang, menjamin edukasi lingkungan menjadi kurikulum ekstrakurikuler sejak usia dini. Didukung oleh Komunitas Remaja dan aksi Jumat bersih rutin, kebersihan telah menjelma menjadi budaya yang menghasilkan nilai.

Mengubah Limbah Menjadi Produk Premium

Inovasi STB menghasilkan dampak nyata: STB mengelola rata-rata 1,5 hingga 2 ton sampah plastik setiap bulannya—setara lebih dari 20 ton sampah per tahun yang diselamatkan dari ekosistem.

Angka ini didukung oleh terobosan teknis STB. Alih-alih menjual mentah, STB fokus pada hilirisasi mandiri. Sampah keras diproses menggunakan mesin pirolisis sederhana yang dikembangkan lokal. Dalam waktu hanya 7 menit, plastik dilelehkan dan dicetak menjadi produk bernilai jual tinggi, termasuk balok High-Density Polyethylene (HDPE), carabiner, dan pot bunga.


Potret hasil dari sampah keras menjadi produk bernilai jual tinggi
 Sumber: instagram @sumatera_trashbank

Dukungan SIA 2025 memberikan dana pengembangan dan pendampingan intensif dari Astra. Pengakuan ini memfasilitasi integrasi STB ke dalam ekosistem seperti Desa Sejahtera Astra, menjadikan STB cetak biru model konservasi yang patut ditiru.

Menjaga Mutu dan Visi Ekspansi Jangka Panjang

Meskipun STB dihadapkan pada tantangan besar seperti perubahan perilaku masyarakat dan fluktuasi harga, strategi hilirisasi mandiri telah menjamin ketahanan model bisnisnya. Fokus pada produk akhir seperti balok HDPE mengurangi risiko dan ketergantungan pada pasar luar.


Potret pembagian tabungan bank sampah kepada nasabah sebelum idul fitri
 Sumber: instagram @sumatera_trashbank

Setiap tahun, menjelang Hari Raya Idul Fitri, Sumatera Trash Bank menggelar tradisi istimewa: pencairan uang tabungan sampah untuk para nasabah setia mereka. Ini bukan sekadar momen berbagi, melainkan perayaan kolaborasi komunitas yang membuahkan hasil luar biasa. Bayangkan, 6.818,5 kg sampah yang berhasil dikumpulkan dan ditabung sepanjang tahun, kini menjelma menjadi berkah bagi nasabah!

Agar model ini berkelanjutan dan dapat direplikasi, Hanzalah fokus pada penjagaan mutu dan kepercayaan. Ini dicapai melalui standarisasi operasional Bank Sampah desa serta sistem pelaporan yang transparan kepada nasabah. Pendekatan ini, didukung pendampingan dari Astra, memastikan model STB dapat diperbanyak dan mandiri secara institusi

Ke depan, Hanzalah memiliki visi ambisius: menghadirkan bank sampah di setiap desa sekitar Bukit Lawang. Langkah ini diharapkan memperkuat dampak ekosistem secara menyeluruh, selaras dengan visi Astra: 'Satukan Gerak, Terus Berdampak

Dari Aspirasi Menjadi Apresiasi

Visi Hanzalah untuk model pengelolaan sampah berkelanjutan telah menarik perhatian nasional. Ia berdedikasi membangun sistem yang efektif dan memberdayakan komunitas. Melalui fokus pada mutu, kepercayaan, standardisasi operasional Bank Sampah desa, dan sistem pelaporan transparan, model STB terbukti dapat direplikasi dan mandiri. Pendekatan inovatif ini, yang didukung penuh oleh pendampingan Astra, telah menjadikan Sumatera Trash Bank percontohan nyata dalam pengelolaan lingkungan.

 


Potret Hanzalah Rangkuti (tengah) saat menerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2025 dibidang lingkungan.
Sumber: Instagram @satu_indonesia

Kisah sukses dan dampak positif ini secara resmi berbuah pengakuan tertinggi. Hanzalah menerima Apresiasi 16th SATU Indonesia Awards (SIA) 2025 di bidang lingkungan dari Astra. Penghargaan ini adalah bukti bahwa setiap upaya tulus, sekecil apa pun, akan selalu menemukan jalannya menuju apresiasi dan perubahan. Kisah Hanzalah dan Sumatera Trash Bank mengajarkan kita bahwa kolaborasi komunitas adalah kunci masa depan yang lebih bersih dan sejahtera, selaras dengan semangat Astra: "Satukan Gerak, Terus Berdampak." Semoga semangat ini terus menginspirasi kita semua.