Kisah Otentik Desa Les: Wisata yang Menyatu dengan Laut dan Tradisi Bali Utara


Di utara Pulau Dewata, tersembunyi sebuah desa yang menolak ingar-bingar modernitas. Desa Les, terletak di pesisir Tejakula, Buleleng, bukanlah sekadar peta, melainkan narasi otentik tentang laut dan tradisi Bali Mula yang masih murni. Di sinilah ombak menceritakan kisah kearifan, jauh dari gemerlap pariwisata Selatan.

Mengapa desa kecil ini menjadi magnet dunia? Keunikan Les terletak pada resiliensinya: ia menjaga tradisi pemakaman kuno Metuun dan menjadi pelopor gerakan konservasi laut yang heroik. Dedikasi ini mengantarkan Les meraih predikat bergengsi Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) Terbaik.

Kekuatan otentik Les kini diperkuat oleh kolaborasi strategis. Sejak ditetapkan sebagai Kampung Berseri Astra (KBA), Les menjadi model pengembangan pariwisata yang berkelanjutan. Astra hadir sebagai mitra yang memberdayakan SDM, memajukan kewirausahaan lokal (garam tradisional), dan menjaga kelestarian lingkungan.

Inilah kisah sinergi: Desa Les, di mana jiwa adalah tradisi dan napas adalah laut, kini dipersiapkan untuk masa depan global tanpa kehilangan jati diri. Mari selami keajaiban Les, sebuah warisan abadi di Utara Bali.

Garam Kehidupan dan Suvenir Cita Rasa

Di pesisir Desa Les, laut adalah ibu, penyedia, sekaligus guru. Ia menyajikan bukan hanya ikan, tetapi juga tradisi kuno pembuatan Garam Palungan. Garam ini, dengan rasa asin otentik yang khas, adalah simbol dari ketekunan masyarakat desa.


Potret
petani garam
Sumber foto: YouTube @KemenPariwisata

 

Namun, kisah Les dengan samudra jauh lebih dalam. Dari kerusakan, lahirlah kesadaran heroik konservasi terumbu karang. Gerakan pelestarian ini didukung penuh oleh Pilar Lingkungan CSR Astra. Dukungan ini memastikan program rehabilitasi ekosistem laut berjalan berkelanjutan dan menjadi daya tarik wisata edukatif.

Kini, lautan Desa Les menawarkan sebuah pengalaman yang langka: ritual menyaksikan kebangkitan ekosistem. Begitu kepala memasuki permukaan air, pengunjung akan disambut oleh "Taman Lestari," hamparan terumbu karang buatan yang dipenuhi warna-warni biota laut, bukti nyata kearifan Bumi Segara. Selain itu, di darat, Pilar Lingkungan juga diimplementasikan melalui program Pembuatan Teba Modern (tempat penampungan sampah organik) dan produksi pupuk kompos.

Melalui Pilar Kewirausahaan Astra, Garam Palungan dikembangkan menjadi garam aneka rasa—mulai dari rosemary hingga bawang putih. Dengan pendampingan dalam pengemasan dan strategi pemasaran, produk otentik ini siap menembus pasar yang lebih luas. Program ini juga mencakup pelatihan pembuatan produk UMKM dan pameran produk lokal.

Jejak Bali Mula: Tradisi yang Menolak Lenyap

Desa Les adalah perwakilan otentik dari Bali Mula, membawa serta tradisi keagamaan dan adat yang unik. Keunikan paling menonjol adalah Prosesi pengembalian pada Ibu Pertiwi yang disebut Metuun atau Mepetuun—sebuah pemakaman tanpa upacara Ngaben yang masif. Filosofi ini melambangkan kembalinya raga pada Ibu Pertiwi dengan bersahaja.

 

Tak hanya itu, tatanan pura di Les adalah peta langit yang terukir di bumi. Pura-pura kuno yang mengelilingi Pura Bale Agung bukan sekadar bangunan; ia adalah cerminan hierarki sosial dan spiritual desa yang lestari sejak zaman purba. Jantung kebudayaan Les juga berdetak melalui tarian sakral seperti Tarian Jojor atau Baris Lawas. Gerak tarian ini, yang hanya dipertunjukkan pada hari-hari suci tertentu, adalah bisikan dari leluhur, sebuah otentisitas yang tak terjamah modernitas. Inilah pesona magnetik bagi penjejak budaya, fondasi kuat yang menjadikan pariwisata Desa Les berbeda.



Potret Setra Banjar Adat Les
Sumber foto: budayabali.com

 

Jejak Astra Cerdas: Merawat Tradisi, Membangun Kapasitas. Agar warisan budaya Les terus lestari dan SDM lokal berdaya mengelola pariwisata berbasis kearifan, Astra mengukir jejak melalui Pilar Pendidikan (Astra Cerdas). Kolaborasi ini melibatkan penerima SATU Indonesia Awards (SIA), yang memberikan pelatihan Bahasa Inggris dasar bagi anak-anak dan pelatihan Pemandu Wisata.

Selain kecerdasan, kesehatan adalah fondasi. Pilar Kesehatan KBA Desa Les berperan aktif. Program ini mencakup edukasi kesehatan gigi, pencegahan stunting, diare, dan ISPA yang diberikan kepada ibu-ibu dan balita di Posyandu oleh relawan kesehatan Astra.

Dengan dukungan Astra, tradisi di sini bukan sekadar pajangan, tetapi nafas hidup yang dipertahankan kelestariannya.

Panorama Bukit, Air Terjun, dan Filosofi Agraris

Keindahan Desa Les tidak hanya di laut, tetapi menjulang hingga ke perbukitan hijau. Bukit Yangudi dan Air Terjun Yeh Mampeh adalah magnet wisata darat yang menyuguhkan panorama epik dan jalur trekking menawan. Di lembah sejuk ini, kehidupan pertanian menghasilkan kekayaan agraris.


Potret Air Terjun Yeh Mampeh
Sumber foto: YouTube @KemenPariwisata

Potensi ini didorong melalui Pilar Kewirausahaan Astra. Dengan fokus pada pengembangan UMKM, Astra membantu masyarakat Les mengolah hasil perkebunan menjadi produk bernilai jual tinggi. Hasilnya adalah Gula Lontar (Gula Juruh) tradisional, minuman Arak Bali otentik, dan Lengis Tandusan—semuanya menjadi oleh-oleh khas.

Dalam aspek pariwisata, Pilar Pendidikan juga berperan di kawasan alam ini. Pelatihan Pemandu Wisata dengan konsep ASTRA CERDAS dilakukan untuk meningkatkan standar pelayanan. Pemandu kini tidak hanya memandu jalan, tetapi juga menjelaskan proses pembuatan Arak dan Gula Juruh di dapur-dapur tradisional, mengubah trekking menjadi wisata edukasi agropreneurship.

Desa Les membuktikan bahwa kekayaan alam daratnya bukan hanya pemandangan, tetapi sumber daya ekonomi yang digarap serius.


Kearifan Lokal Menuju Masa Depan Lestari

Kisah Desa Les adalah kisah tentang resiliensi, diperkuat melalui program sinergi KBA. Model pariwisata berbasis komunitas yang dikembangkan Les menjadi teladan, memastikan manfaat ekonomi kembali ke tangan masyarakat melalui pengelolaan akomodasi lokal (termasuk homestay). Selain produk pangan, UMKM di Les juga mengembangkan suvenir non-pangan, seperti kerajinan perak yang membawa motif unik Buleleng.


Potret UMKM Desa Les
Sumber foto: .instagram. @paguyubandsakba

 

Peran Astra sebagai fasilitator telah memastikan bahwa keseimbangan ini bersifat abadi. Pendampingan di keempat pilar—termasuk dukungan pemasaran untuk aneka produk suvenir dan peningkatan kualitas akomodasi warga—memberikan fondasi yang kokoh bagi Desa Les untuk terus menjadi Juara Umum ADWI tanpa mengorbankan keotentikan.

Kisah Desa Les di Buleleng adalah undangan untuk merenung — tentang bagaimana kolaborasi antara kearifan lokal dan dukungan korporasi dapat menumbuhkan keajaiban yang nyata. Desa ini memilih untuk tetap menjadi dirinya sendiri: sebuah tempat yang napasnya adalah laut dan jiwanya adalah tradisi, kini berpadu dalam semangat “Satukan Gerak Terus Berdampak.”

Kunjungan wisatawan bukan hanya menambah warna, tetapi juga menorehkan pengalaman baru yang hidup di antara ombak dan doa warga. Di Les, setiap perjalanan menjadi refleksi; setiap hembusan angin membawa pesan bahwa keindahan sejati lahir dari harmoni antara manusia, alam, dan budaya.